November 2018 lalu saya sebenarnya sudah melihat aksi panggung Bung Fiersa sebagai musikus bersama Kerabat Kerja di Banjarbaru. Saat itu hanya bisa lihat aksi panggung Bung Fiersa dan Kerabat Kerja, tak mau melewatkan kesempatan harus berada di barisan terdepan dong ya. Alhasil berhasillah berada di barisan terdepan, dan bisa beberapa kali membidik aksi panggung Bung Fiersa dan Kerabat Kerja. Silakan bisa dilihat hasil bidikan ala kadarnya dari saya di bawah ini :
Kalau lagi maanggung sambil main gitar, Bung Fiersa mirip sekali dengan seseorang yang juga saya kagumi, hehehe
Sedikit bercerita awal perkenalan saya dengan karya Bung Fiersa. Saya dikenalkan oleh salah satu sahabat saya dari zaman kuliah yang benama Diah Octarinie dengan username instagram @diahoct . 2013 saya diperdengarkan lagu waktu yang salah dan april oleh Diah, kedua lagu tersebut akhirnya menemani masa-masa ngerjain laporan praktikum kami sambil begadang atau menggaung di sekertariat himpunan (kalau pas giliran kami jaga sih, hehe). Ingin tahu Diah itu yang mana, di bawah fotoku bersama Diah sebelum nonton aksi panggung Bung Fiersa November 2018 lalu :
2013 mengenal lagu-lagu Bung Fiersa, ternyata 2014 Bung Fiersa menerbitkan buku pertamanya secara mayor yaitu Garis Waktu. Waktu itu belum mengenal sekali Bung Fiersa, belum tahu apa-apa lebih dalam tentangnya (maksudnya belum terlalu kepo, siapa Bung Fiersa sebenarnya. Hehe). Ternyata Bung Fiersa pernah menerbitkan Album Buku Konspirasi Alam Semesta secara Indie.
Wah, keren sekali dalam hati saya kala itu. Udah lagu-lagunya bagus-bagus terus lagi di tambah oleh tulisan-tulisan dalam bukunya. Bung Fiersa boleh di bilang salah satu penulis, yang memotivasi saya untuk menulis. Kenapa? lewat buku Garis Waktu setahu saya Bung Fiersa mampu membahagiakan Ibunya dengan memberangkatkan beliau umroh. Dengan semangat yang sama semoga saya mampu membahagiakan Ibu saya dengan karya saya suatu saat nanti.
Tanggal 3 April 2019 kemarin merupakan waktu yang paling saya tunggu-tunggu, kenapa? Karena saya bisa bertemu salah satu penulis panutan sedang tur buku di Banjarmasin, kota tempat tinggal saya. Sejak 9 minggu sebelumnya saya telah mengetahui kalau Bung akan singgah di kota saya pada minggu ke 10 tur buku miliknya. Pada acara tersebut Bung membacakan satu bagian cerita di Album Buku 11:11, waktu itu Bung Fiersa menceritakan bagian ke 11 yaitu Senja Bersayap. Setelah itu Bung Fiersa membacakan puisinya sambil bermain gitar. Setelah semua sesi selesai, dilanjutkan foto bersama dan tanda tangan untuk peserta yang registrasi sampai urutan ke 200.
Saya yang saat itu datang bersama Diah, Dwi dan Arifin mulai antri 2 jam sebelum acara di mulai (Yaiyalah memang baru dibuka jam segitu, Haha), alhamdulillah dengan kekuatan sabar kami ada diurutan 94-97. Haha
Sampai pada giliran Diah yang saat itu memang sudah kali kedua berhadapan langsung dengan Bung Fiersa, setelah itu giliran saya berhadapan langsung dengan Bung Fiersa Besari, ada sedikit dialog diantara kami
Saya tidak mengira Bung Fiersa Besari friendly sekali, padahal saya sempat segan dan gugup pertama kali bertemu dan berhadapan langsung dengan Bung.
(serasa berhadapan dengan gebetan ey, kek punya gebetan aja lu Dhin 😅)
Karena saya sudah dapat tanda tangan Bung saat manggung di Banjarbaru tahun lalu, akhirnya setelah saya memperkenalkan diri Bung tulislah nama saya dibukunya beserta emoticon 💚 uwuwuwu
Sembari membubuhkan nama dan emoticon, Bung menanyakan kesibukan saya sekarang (Saking gagunya saya mungkin, Bung Fiersa yang membuka obrolan)
saya bilang "saya lagi suka nulis bung."
"Wah saya tunggu ya karyanya," kata bung.
"Wah saya tunggu ya karyanya," kata bung.
Jawablah saya dengan pedenya udah ada bung.
"Mana, bawa enggak?" Kata bung.
"Ini ada bung,"
"Mana keluarin dong, harus difoto dulu dong" kata bung
"Ini ada bung,"
"Mana keluarin dong, harus difoto dulu dong" kata bung
Selepas foto bersama, Bung berikan albuk 11:11 punya saya yang udah di kasih nama dan emoticon, setelah itu Bung langsung ngomong sambil meluk buku cerita cinta sahabat karya saya dan teman-teman,
"Buku ini buat saya ya boleh nggak? biar saya baca" kata Bung
Ya Allah melihat muka Bung fiersa semangat sekali ingin memiliki karya saya dan teman-teman, berasa ingin pingsan seketika 😄 (susah nanti yang gotong kalo saya pingsan)
Pertemuan singkat itu diakhiri dengan pesan Bung
"semangat buat nulis terus ya Dini" kata Bung
"Siap Bung"
"Siap Bung"
Terima kasih penulis panutanku 😄
Selalu suka dengan orang-orang multitalenta, heheh
BalasHapusSalam kenal, Kreta Amura
salam kenal
Hapus