Sabtu, 03 Agustus 2019

Betah

🎡🎡🎡🎡🎡
Wis tak coba
Nglaliake jenengmu
Soko atiku
Sak tenane aku ora ngapusi
Isih tresno sliramu : 
Sewu Kuto - Didi kempot


Kebetulan pas ngetik ini di salah satu channel TV malam ini tayangin best of Didi Kempot πŸ˜€
Kok ya pas ya, 😁
Ingin saya curahkan apa isi hati dan perasaan saya beberapa waktu terakhir πŸ˜…

Melihat fenomena sekarang, kawan-kawan udah pada menikah dan udah ada yang punya anak.
Melihat itu semua apa lagi yang dirasa jika tidak turut Bahagia dan salut sama mereka, hebat udah berani berkomitmen.

Iri enggak?

Di bilang iri sih enggak-enggak iya πŸ˜…

Bicara tentang menikah,

Di bilang siap, kalau ditanya sekarang. Jawaban saya belum siap. Kenapa? masih banyak yang harus saya capai. Semenjak sakit impian dan cita-cita saya berubah 360 derajat, sekarang yang dipikirin bener-bener harus sehat sambil ngumpulin tulisan-tulisan. (sekarang udah sehat sih, cuma kalau pola hidup dan makanan gak teratur hmmm, coba aja seketika kambuhlah nyeri situ sini. πŸ˜…)

Perihal menikah, kadang terpikir apa orang seperti saya pantas menikah? pantas mendapat jodoh yang di impikan? dengan kondisi dan keadaan seperti ini. Allahuallam kalau bicara tentang ini, saya pun tidak tahu jawabannya apa.

Gimana mau ketemu jodoh, kalau sirkulasi pertemanan dan pergaulan saya itu-itu aja. Sedikit bercerita tentang perasaan anehnya perasaan saya terhadap satu orang itu masih sama, kadang gimana gitu walaupun hanya bertegur sapa lewat dunia maya. Berusaha untuk biasa-biasa saja itu pun susah (sampai-sampai pernah 3 malam berturut-turut dia hadir di mimpi saya), terlanjur nyaman dengan kondisi begini ya sudahlah ya. Prinsipnya jika yang maha kuasa mengijinkan yang terbaik maka turuti dan jalani. Jika tidak perasaan ini ikhlas, walaupun ada hati yang patah. πŸ˜₯ Kalau jodoh gak kemana πŸ˜‚

Beberapa waktu lalu saya baru merampungkan membaca buku kekasih impian yang ditulis oleh Wawa, yang menceritakan kisah perkenalan sampai menjalani hidup berumah tangga di awal-awal pernikahan bersama sang suami. Di buku tersebut dia menceritakan bahwa dia dan sang suami berkenalan pertama kali melalui sosial media, dan langsung menjalani proses Ta'aruf. Enggak berapa lama ada beberapa orang ngajakin kenalan via DM Instagram dan facebook, dalam hati langsung kepikiran cerita di buku kekasih impian. Hahaha

Ya biasa aja sih, kenalan gitu-gitu aja. Tapi anehnya nanya-nanyanya sampai kerja dimana dan rumah dimana. huwaaaaa horor juga ya. Tapi gak berlangsung lama kok, sekarang biasa-biasa aja. kalau mau kenalan monggo, mau berteman pu silakan.

Aneh bener yak. Hahaha

Sudah deh ah ya, nanti balik lagi kalau gak ada teman curhat lagi. Hehehe

Senin, 29 Juli 2019

Pagi yang Aneh

🎡Tak akan lupakan mu tapi ku harap mengikhlaskan cinta,
karena ku yakin rencananya lebih indah, jika berjodoh kita kan disatukannya
- Cinta dalam ikhlas - Kang Abay -

Jam segini udah melow aja sambil denger lagu-lagunya kang abay dan anandito.

kadang di saat perasaan saya rapuh seperti sekarang, lagu-lagu mereka yang mengingatkan buat untuk terus semangat bahwa masih ada Allah buat dijadikan tempat curhat. Walaupun ya yang didenger malah lagu yang tema perjodohan.

Entah ini perasaan saya yang rapuh atau tubuh saya yang rapuh.
Entahlah ya....

Yang jelas tubuh saya sekarang memang lagi rapuh-rapuhnya, gak bisa capek sedikit terus langsung tumbang alias sakit. Disaat kayak gini langsung terpartri jelas bahwa gak guna banget hidup gini terus. Gak bisa kerja yang berat-berat, manja banget pokoknya. Tapi bodoh sekali kalau dalam keadaan seperti ini gak bersyukur, masih bisa bernapas, masih bisa makan dan masih bisa ngetik curhatan ini. 😊

kenapa jadi curhat ke blog? ya kalau di sosial media lain manja banget alias caper banget. kalau disinikan kalian-kalian yang mampir aja mau baca 😊

udah deh ah, nanti di sambung lagi bahas masalah perasaan yang rapuhnya.

semangat pagi terus ya πŸ˜ƒ

Kamis, 18 April 2019

Yang Mengagumkan

Dia adalah Bung Fiersa Besari, kalian bisa mengenalnya melalu video yang Bung upload di channel Youtubenya berikut : Nama Saya Fiersa Besari . Bung fiersa merupakan seorang penulis dan musikus.

November 2018 lalu saya sebenarnya sudah melihat aksi panggung Bung Fiersa sebagai musikus bersama Kerabat Kerja di Banjarbaru. Saat itu hanya bisa lihat aksi panggung Bung Fiersa dan Kerabat Kerja, tak mau melewatkan kesempatan harus berada di barisan terdepan dong ya. Alhasil berhasillah berada di barisan terdepan, dan bisa beberapa kali membidik aksi panggung Bung Fiersa dan Kerabat Kerja. Silakan bisa dilihat hasil bidikan ala kadarnya dari saya di bawah ini :















Kalau lagi maanggung sambil main gitar, Bung Fiersa mirip sekali dengan seseorang yang juga saya kagumi, hehehe

Sedikit bercerita awal perkenalan saya dengan karya Bung Fiersa. Saya dikenalkan oleh salah satu sahabat saya dari zaman kuliah yang benama Diah Octarinie dengan username instagram @diahoct . 2013 saya diperdengarkan lagu waktu yang salah dan april oleh Diah, kedua lagu tersebut akhirnya menemani masa-masa ngerjain laporan praktikum kami sambil begadang atau menggaung di sekertariat himpunan (kalau pas giliran kami jaga sih, hehe). Ingin tahu Diah itu yang mana, di bawah fotoku bersama Diah sebelum nonton aksi panggung Bung Fiersa November 2018 lalu :



2013 mengenal lagu-lagu Bung Fiersa, ternyata 2014 Bung Fiersa menerbitkan buku pertamanya secara mayor yaitu Garis Waktu. Waktu itu belum mengenal sekali Bung Fiersa, belum tahu apa-apa lebih dalam tentangnya (maksudnya belum terlalu kepo, siapa Bung Fiersa sebenarnya. Hehe). Ternyata Bung Fiersa pernah menerbitkan Album Buku Konspirasi Alam Semesta secara Indie.
Wah, keren sekali dalam hati saya kala itu. Udah lagu-lagunya bagus-bagus terus lagi di tambah oleh tulisan-tulisan dalam bukunya. Bung Fiersa boleh di bilang salah satu penulis, yang memotivasi saya untuk menulis. Kenapa? lewat buku Garis Waktu setahu saya Bung Fiersa mampu membahagiakan Ibunya dengan memberangkatkan beliau umroh. Dengan semangat yang sama semoga saya mampu membahagiakan Ibu saya dengan karya saya suatu saat nanti.

Tanggal 3 April 2019 kemarin merupakan waktu yang paling saya tunggu-tunggu, kenapa? Karena saya bisa bertemu salah satu penulis panutan sedang tur buku di Banjarmasin, kota tempat tinggal saya. Sejak 9 minggu sebelumnya saya telah mengetahui kalau Bung akan singgah di kota saya pada minggu ke 10 tur buku miliknya.  Pada acara tersebut Bung membacakan satu bagian cerita di Album Buku 11:11, waktu itu Bung Fiersa menceritakan bagian ke 11 yaitu Senja Bersayap. Setelah itu Bung Fiersa membacakan puisinya sambil bermain gitar. Setelah semua sesi selesai, dilanjutkan foto bersama dan tanda tangan untuk peserta yang registrasi sampai urutan ke 200.



Saya yang saat itu datang bersama Diah, Dwi dan Arifin mulai antri 2 jam sebelum acara di mulai (Yaiyalah memang baru dibuka jam segitu, Haha), alhamdulillah dengan kekuatan sabar kami ada diurutan 94-97. Haha

Sampai pada giliran Diah yang saat itu memang sudah kali kedua berhadapan langsung dengan Bung Fiersa, setelah itu giliran saya berhadapan langsung dengan Bung Fiersa Besari, ada sedikit dialog diantara kami

Saya tidak mengira Bung Fiersa Besari friendly sekali, padahal saya sempat segan dan gugup pertama kali bertemu dan berhadapan langsung dengan Bung.
(serasa berhadapan dengan gebetan ey, kek punya gebetan aja lu Dhin πŸ˜…)

Karena saya sudah dapat tanda tangan Bung saat manggung di Banjarbaru tahun lalu, akhirnya setelah saya memperkenalkan diri Bung tulislah nama saya dibukunya beserta emoticon πŸ’š   uwuwuwu


Sembari membubuhkan nama dan emoticon, Bung menanyakan kesibukan saya sekarang (Saking gagunya saya mungkin, Bung Fiersa  yang membuka obrolan)
saya bilang "saya lagi suka nulis bung."
"Wah saya tunggu ya karyanya," kata bung.
Jawablah saya dengan pedenya udah ada bung.
"Mana, bawa enggak?" Kata bung.
"Ini ada bung,"
"Mana keluarin dong, harus difoto dulu dong" kata bung

Selepas foto bersama, Bung berikan albuk 11:11 punya saya yang udah di kasih nama dan emoticon, setelah itu Bung langsung ngomong sambil meluk buku cerita cinta sahabat karya saya dan teman-teman,

"Buku ini buat saya ya boleh nggak? biar saya baca" kata Bung

Ya Allah melihat muka Bung fiersa semangat sekali ingin memiliki karya saya dan teman-teman, berasa ingin pingsan seketika πŸ˜„ (susah nanti yang gotong kalo saya pingsan)

Pertemuan singkat itu diakhiri dengan pesan Bung

"semangat buat nulis terus ya Dini" kata Bung
"Siap Bung"

Terima kasih penulis panutanku πŸ˜„





Rabu, 20 Februari 2019

Sulit

Sudah sejak awal ku ingin melepas apa yang belum terikat.
Sudah sejak awal ku ingin menghapus yang masih samar.

Mulai dari merangkak, berjalan, hingga mencoba untuk berlari agar bisa melupakan semua rasa.

Seakan tak menyetujui apa yang ingin ku lakukan, semesta selalu mempunyai cara untuk mempertemukan kita.

Banjarmasin, 20 Februari 2019

Romadhini Putri Wulandari

Sabtu, 02 Februari 2019

Kehilangan

Sayang, 
kata yang kau utarakan ketika kau memanggilku.
Sayang, 
rasa yang menggebu ketika kau bersamaku.

Sayangnya ...
Diantara rasa terselip rindu yang terlalu lama.
Sayangnya ...
Semua kini berubah, dan kini kau tak lagi sama,

Hati ini pantas untuk disayangi dan menyayangi.
Jika bukan dari mu aku disayangi, bukan untukmu aku menyayangi.
Aku yakin waktu akan menjawab semua rasa yang kau ubah menjadi asa.


Banjarmasin, 2 Februari 2019
Romadhini Putri Wulandari

Jumat, 01 Februari 2019

Perkenalan

Aku mengenalmu mungkin tak sengaja.
Waktu itu di antara keramaian kau berada.
Kau terkesan sangat biasa, terlihat sama saja dengan yang lainnya.
Kala itu seuntai sapa yang kau beri tak ku hiraukan.

Selanjutnya seuntai sapa selalu kau beri ketika kita berjumpa.
Aku pun selalu tak menghiraukan seuntai sapa itu,
karena aku kira seuntai sapa darimu itu tak hanya untukku.
Ternyata aku salah, seuntai sapa itu hanya untukku.
Hingga akhirnya aku pun luluh dan mulai terbiasa merindukan seuntai sapa darimu.

Berawal dari seuntai sapa, kini aku mencintaimu.

Banjarmasin, 1 Februari 2019
Romadhini Putri Wulandari

Selasa, 29 Januari 2019

Menyerah

Aku kira? Kau dan Aku?
Akan lalui hari mendatang bersama, menuju satu rumah yang sama.
Nyatanya kau menyerah, sebelum kau mencoba untuk mengetuknya.
Nyatanya kau pasrah, sebelum kau mencoba untuk menyinggahinya.

Semua kisah yang tak benar kau dengar,
Semua cerita yang tak benar kau percaya.
Sekeras apapun usaha ku untuk menjelaskan, 
mustahil akan membuat kita kembali bersama

Aku berusaha meninggikan sabar.
Aku berusaha meninggalkan keegoisan.
Aku berusaha mengabaikan amarah.
Akhirnya aku gagal.

Kau menyerah, tak lagi ada sekadar sapa.
Aku pun pasrah, membiarkan kau pergi dan menyisakan luka.


Banjarmasin, 29 Januari 2019
Romadhini Putri Wulandari

Rabu, 23 Januari 2019

Belajar untuk Mengikhlaskan

Memasuki tahun 2019, memasuki usia ke seperempat abad bulan depan. Banyak resolusi demi resolusi telah tersusun rapi, tinggal tunggu tanggal main alias eksekusinya.

Setelah satu tahun lebih selepas wisuda saya adalah SEORANG PENGANGGURAN dan sampai sekarang pun saya masih SEORANG PENGANGGURAN. Pengangguran dalam arti belum bekerja sesuai gelar yang saya dapat. Kadang iri amat sangat iri, melihat teman-teman yang dapat bekerja sesuai dengan gelar yang mereka dapat.

Bicara soal alasan kenapa saya belum berani melamar pekerjaan sesuai gelar saya, bisa di cek postingan pertama tahun 2018 blog ini. Alhamdulillah nya, sekarang penyakit itu perlahan hilang. Semoga segeranya secepatnya benar-benar lenyap dari tubuh ini (asal pantangan kagak dimakan terus aman kok Dhin, hahaha). Malas ah cerita soal penyakit mulu, doakan supaya segera hilang aja itu penyakit.

Setelah membaca kembali postingan pertama di 2018, kegiatan CPNS-an yang saya ceritakan disana akhirnya tahun lalu terealisasikan. Ikut tes CPNS daftar di Kementerian Pertanian dengan Jabatan Analis Konservasi air dan Lingkungan Hidup (kalau gak salah, maaf lupa). Waktu itu yang di cari satu orang, yang daftar kalo enggak 27 atau 23 gitu (lupa juga). Hasil seleksi administrasi lolos, lanjut SKD dan ternyata hasilnya gak memenuhin PG. Ikhlaslah sudah, eh ternyata ada perubahan PG, ya tetep gak lolos buat ke SKB. Jabatan saya udah ada yang lolos dengan PG sebelum perubahan, dan saya berada di posisi ke 10 dari 20an lebih peserta se Indonesia Raya, hehehe. Ikhlaskan saja, toh kata mama beliau gak akan marah kalau saya enggak lolos CPNS. Dan janji mama akan mengabulkan permintaan saya selama ini jika saya enggak lolos CPNS (aamiiin semoga terealisasikan dengan aman dan lancar).

Lanjut.....

Rencana saya tahun lalu juga ingin mencetak karya sastra akhirnya kesampaian. Cerita Cinta Sahabat, karya nyata perdana saya bersama sahabat-sahabat : Rima dan Dhyna. Cerita Cinta sahabat berisi : 4 cerita pendek karya Dhyna, 3 cerita pendek karya Rima, 1 Surat karya Rima, 3 cerita pendek dari saya, dan kata bijak serta puisi dari saya dan teman-teman yang bersedia meninggalkan jejak dalam buku ini : Shelda, Melida, Nurul, Diah, Eka, Sahla dan Kiki. Jarangkan liat anak teknik lingkungan nyastra, hehehe.

Penampakan Cerita Cinta Sahabat


Jika ingin memilikinya, silakan DM instagram saya dhiniputri26. Harga Rp. 45.000/buku belum termasuk ongkos kirim (tetep promosi, hehehe)

Akhir tahun lalu juga, salah satu cerita pendek saya juga masuk dalam Antologi Cerpen, Kelas menulis Bakbuk.id


Penampakan Asa dan Rasa (Antologi Cerpen)
Jika ingin memilikinya, silakan Web Bakbuk.id. Harga Rp. 20.000/buku belum termasuk ongkir.

Kalau untuk berkarya gak akan pernah berhenti, sampai-sampai tidur pun masih kepikiran konsep demi konsep tulisan. Dan sekarang udah mulai percaya diri lah, saya kalau ada yang tanya kerja apa? atau kerja dimana? saya jawab saya sekarang jadi PENULIS.

Soon, buku ketiga antologi puisi hasil kompetisi lomba puisi. Walaupun tidak memenangkan lomba tersebut tetapi karya saya masuk terpilih untuk dibukukan. Next post deh ya saya ceritain buku ini, soalnya bulan depan baru nyampe ke tangan bukunya.

Belajar untuk memperdalam untuk menjadi seorang penulis,
Belajar untuk mengikhlaskan belum bisa bekerja sesuai gelar yang di punya.

Selamat datang 2019, Hadapi dan syukuri.

Sudah ya postingan perdana di tahun 2019 ini,
btw selamat tahun baru, semoga hari-harinya selalu bahagia.

Salam Dhini Putri πŸ’šπŸ’šπŸ’š